Perang Ngali (Perlawanan Rakyat Bima Terhadap Penjajahan Belanda Tahun 1908-1909)
Abstract
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai latar belakang terjadinya perang Ngali di Kesultanan Bima, saat terjadinya perang, dan dampak perang Ngali di Kesultanan Bima. Penulisan ini menggunakan metode sejarah kritis melalui studi literatur. Metode yang digunakan dengan menggunakan langkah sebagai berikut. Pertama, heuristik. Kedua, kritik sumber. Ketiga, interpretasi. Keempat, penyajian dengan menyampaikan sintesa yang diperoleh dalam sebuah karya sejarah. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa perang Ngali terjadi karena beberapa sebab yaitu 1) Perasaan tidak puas terhadap tindakan pemerintah Belanda yang memberlakukan berbagai macam peraturan pajak di Kesultanan Bima. 2) Kesultanan Bima sebagai bagian dari Hindia Belanda kedaulatannya telah dirampas dengan perjanjian Lange Contract (kontrak panjang) pada tahun 1908. 3) Hukum adat dan hukum Islam diganti dengan hukum Belanda. 4) sistem bea kepala atau belasting ditolak dan dihukumkan haram membayar pajak kepada orang kafir. Perang ini terjadi dalam tiga tahap, perang Ngali tahap pertama dilakukan oleh pasukan domestik melawan laskar rakyat Ngali. Serangan tahap pertama ini dimenangkan oleh laskar rakyat Ngali dan sekaligus memberikan keuntungan kepada Belanda. Perang Ngali tahap kedua dimulai pada tanggal 19 Febuari 1908. Pertempuran terjadi di sebelah selatan kampung Ngali, mulai kira-kira jam 12.00 siang dan berakhir pada jam 15.45. Serangan tahap kedua ini merupakan serangan yang gagal bagi Belanda karena laskar rakyat Ngali dapat membunuh panglima tentara Belanda. Serangan tahap ketiga dimulai pada bulan Januari tahun 1909. Serangan tahap ketiga ini, Belanda dapat memenangkan perang. Akibat kemenangan pemerintah kolonial, maka di Kesultanan Bima terjadi perubahan undang-undang dan sistem pemerintah Islam diubah menjadi sistem pemerintah Hindia-Belanda. Hal ini juga, diperparah dengan kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang menerapkan kerja paksa dan kerja rodi di Kesultanan Bima.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah. A. G. (2004). Peradilan Agama dalam Pemerintahan Islam di Kesultanan Bima (1947-1957). Mataram: Lengge.
Ahmad, A. (1992). Kesultanan Bima dan Keberadaannya. Bima: Paguyuban La Mbila.
Amin, A. (1971). Sedjarah Bima: sedjarah pemerintahan dan serba-serbi kebudajaan Bima. Kantor Kebudayaan Kabupaten Bima.
Depdikbud. (1978). Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Depdikbud.
Djakariah, Y. (1995). Sejarah Singkat Perang Ngali. Naskah tidak diterbitkan.
Hilir Ismail, M. (1989). Pengaruh Perang Ngali Bagi Perlawanan Rakyat Bima dan Riwayat Perjuangannya. Mataram: Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat.
. (1975). Peranan Bima dalam Penyebaran Agama Islam di Nusa Tenggara. Jakarta: Institut Keguruan dan Pendidikan Muhammadiyah. Skripsi yang tidak diterbitkan.
. (2002). Para Tokoh Sejarah Lokal Bima dan Riwayat Perjuangannya. Mataram: Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
. (2004). Pemahaman Kembali Sejarah Bima dan Daerah Lain di Pulau Sumbawa (Suatu Tinjauan Sejarah Lokal). Bima-NTB.
Hugiono & Poerwantana, P.K. (1992). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta.
Jurdin, S. (2006). Islam, Ideologi dan Demokrasi di Bima. Buku yang belum diterbitkan.
Mariam, S. (2004). Hukum Adat Undang-Undang Bandar Bima. Mataram: Gunung Agung.
Rahman, S. A. (2006). Kesultanan Bima: Peranannya dalam Proses Islamisasi di Bima Nusa Tenggara Barat (1630-1742). Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.
Sjamsuddin, H. (1981). Perang Ngali dan Perang Sapuraga di Pulau Sumbawa Tahun 1908. In Makalah Pada Seminar Sejarah Nasional ke III, Depdikbud.
Suyono, R. P. (2003). Peperangan kerajaan di Nusantara: penelusuran kepustakaan sejarah. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Tayib, A. (1995). Sejarah Dana Mbojo Bima. Jakarta: Harapan Masa PGRI.
DOI: https://doi.org/10.56842/bahtra.v3i02.144
Refbacks
- There are currently no refbacks.